eskrim dan coklat bisa menyembuhkan batuk
Umumnya
masyarakat memiliki persepsi
bahwa mengonsumsi es krim
berpotensi mengakibatkan
batuk. Suhu dingin es krim
dapat mengiritasi saluran
pernapasan sehingga
menyebabkan batuk yang
mengganggu aktivitas sehari-
hari. Namun penelitian Rilnia
Metha Sofia, Mahasiswa
Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram,
membuktikan es krim coklat
justru bisa menjadi obat
batuk.
Dalam presentasinya pada
Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (PIMNas) 25 yang
diadakan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) Selasa (10/7/2012)
Rilna mengungkapkan es krim
yang dibuat dari bahan coklat
ternyata mengandung bahan
makanan yang dapat
menekan refleks batuk.
"Cokelat mengandung zat
tobromin yang secara
signifikan dapat menekan
refleks batuk. Cara kerja
tobromin ini sama dengan
cara kerja obat-obat batuk
dalam meredakan batuk,"
kata Rilna saat
mempresentasikan hasil
penelitiannya yang berjudul
"Es Krim Coklat Sebagai Obat
Batuk Antitusif" .
Suhu dingin es, menurut
Rilna, justru dapat bekerja
secara sinergis dengan
tobromin untuk meredakan
batuk. Menurutnya, dingin
dengan suhu yang sangat
rendah, memang dapat
menyebabkan terjadinya
cedera pada sel, termasuk
pada sel saluran nafas
sehingga menginduksi
terjadinya batuk. Namun,
dingin dengan suhu yang
lebih tinggi, justru dapat
mengakibatkan penyempitan
pembuluh darah lokal tanpa
menyebabkan cedera pada
sel.
Dalam penelitiannya, Rilna
menggunakan sampel yang
terdiri dari 30 orang
mahasiswa laki-laki Fakultas
Kedokteran Universitas
Mataram. Mereka dibagi
menjadi 5 kelompok dan
diberi perilaku yang berbeda-
beda. Satu kelompok diberi
zat dalam obat batuk
Dextrometorphan (DMP).
Kelompok lain diberi krim
coklat, es krim, dan es krim
coklat sehingga dapat
diketahui efek yang terjadi
pada masing-masing
kelompok.
"Efek mengonsumsi es krim
coklat pada penderita batuk
ternyata mirip dengan efek
mengonsumsi DMP. Terlebih,
es krim coklat tidak memiliki
efek samping yang berarti jika
digunakan sebagai obat.
Rasanya yang enak akan
meningkatkan kepatuhan
pasien minum obat, terutama
anak-anak," lanjutnya. Hasil
penelitian iniliah yang
mengantarkan Rilna dan
kawan-kawan lolos sebagai
peserta PIMNas 25 kategori
Program Kreatifitas Mahasiswa
Penelitian (PKM-P).
Sumber dari kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Terpopuler
-
YouTube saat ini tengah menjajal fitur baru yang bisa mengubah video yang diunggah ke situsnya ke dalam format tiga dimensi (3D), hanya deng...
-
janganlah merendahkan orang karena asalnya yang bermasalah, tapi hormatilah perbuatan baiknya. jika kita hanya menghargai orang yang masalal...
-
Sebagai pemilik bisnis online, meningkatkan penjualan Anda adalah salah satu prioritas utama Anda. Memiliki sebuah website dapat meningkatka...
-
Keiklasan dalam kehidupan susah untuk diterapkan dan susah pula untuk dijalankan karna ikhlas itu susah,kadang dimulut berkata ikhlas tapi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar